KEPEMIMPINAN MENURUT TEORI SIFAT
DAN PERILAKU
Resume Buku “Motivasi dan Kepemimpinan”
Karya Wahjosumidjo
Oleh:
Agus, Desti, Singgih
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan serang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik
dan dapat pula sifat psikologis.Banyak anggapan bahwa seorang pemimpin yang
berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi yang berkualitas dengan
berbagai macam sifat-sifat, perangai atau ciri-cirikhas di dalamnya.Menanggapi
hal itu, para ahli kemudian meneliti dan memerinci lebih jauh bagaimana seorang
pemimpin dapat melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik.Pendapat
ahli berbeda-beda,diantaranya sebagai berikut yang seperti dalam teori sifat
kepemimpinan atau traits theory of
leadership sebagai berikut:
1.
Ordway
Tead
Menyebutkan ada 10
sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin:
·
Energi jasmani dan rohani (physical & nervous system)
·
Kepastian akan maksud dan arah tujuan (a sense of purpose & direction)
·
Antusias(anthusiasm)
·
Ramah tamah, persahabatan dan ketulusan
hati (friendlieness & effectiveness)
·
Integritas (integrity)
·
Kecakapan teknis (technical mastery)
·
Mudah mengambil keputusan (decisioness)
·
Cerdas (Intelligence)
·
Kecakapan mengajar (teaching skill)
·
Kesetiaan (faith)
2.
John
D. Milet
Ada 4 sifat yang harus
dimilki oleh seorang pemimpin:
·
Kemampuan melihat organisasi sebagai
satu keseluruhan.
·
Kemampuan mengambil keputusan-keputusan.
·
Kemampuan melimpahkan atau
mendelegasikan wewenang.
·
Kemampuan menanamkan kesetiaan.
3.
Keith
Davis
Di dalam bukunya Human behavior at work: Human relations
& Organizational Behavior disebutkan ada 4 macam kelebihan sifat-sifat
yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya;
·
Inteligensia (intelligence).
·
Kematangan dan keluasan pandangan sosial
(social maturity and breadth).
·
Mempunyai motivasi dan keinginan
berprestasi yang datang dari dalam diri sendiri (inner motivation and achievement desires).
·
Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan
antarmanusia (human relations attitude).
4.
Chester
I. Barnard
Ada 2 sifat utama yang
perlu dimiliki oleh seorang pemimpin:
·
Sifat-sifat pribadi yang meliputi fisik,
kecakapan (skill), teknologi, daya
tanggap, pengetahuan, daya ingat, dan imajinasi.
·
Sifat-sifat pribadi yang lebih subjektif
meliputi: keyakinan, ketekunan, daya tahan, dan keberanian.
5.
Ralph
Stogdill
Ada 5 kelompok
sifat-sifat kepribadian seorang pemimpinPeriode I (1904-1947)
·
Capacity:
Kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, keaslian, dan kemampuan menilai.
·
Achievement:
Gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan dalam olahraga.
·
Responsibility:
Mandiri, inisiatif, ketekunan, agresif, percaya diri, keinginan untuk tetap
unggul.
·
Participation:
Aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, mudah menyesuaikan diri, humor.
·
Status:
Kedudukan sosial ekonomi dan ketenaran.
Ada 6 kelompok sifat-sifat kepribadian
seorang pemimpin Periode II (1948-1970)
·
Physical
Characteristics: Usia, penampilan, kerapihan, tinggi
badan, berat badan.
·
Social
Background: Pendidikan, status sosial, mobilitas.
·
Inteligence
& Ability: Kecerdasan, kecakapan, pengetahuan,
kemampuan menilai dan pengambilan keputusan.
·
Personality:
Penyesuaian diri, agresif, antusias, pengendalian emosi, mandiri, dan
lain-lain.
·
Task
related characteristics: kepelaporan, inisiatif, tangguh,
dan bertanggung jawab.
·
Social
Characteristics: Kerjasama, daya tarik, kemampuan membangun
relasi, dan lain-lain.
6.
Empu
Prapanca dan Ruslan Abdulgani
Di
Indonesia, ada beberapa sumber ajaran kepemimpinan pada masa lampau yang
diwariskan melalui berbagai hasil karya tulisnya seperti Negarakertagama, Astabrata, Bustanussalatin, Tajussalatin. Tokoh-tokoh terkemuka lainnya seperti Sri
Mangkunegara IV dan Ki Hajar Dewantoro dengan semboyannya “ing ngarso sung tulodo”,“ing
madya mangun karso”,dan “tut wuri
handayani”, sesungguhnya merupakan sumber ajaran kepemimpinan yang sangat
tinggi dan mulia.
Prinsip-prinsip
mendasar dari berbagai ajaran kepemimpinan para pendahulu harus lebih awal
ditanamkan sehingga akan tumbuh menjadi darah daging dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa, bernegara dan bertanah air. Berkaitan
dengan ajaran teori sifat yang dikemukakan oleh Stogdill dan tokoh-tokoh yang
lain, sekedar perbandingan perlu diketengahkan pula ajaran dan pendapat tentang
kepemimpinan yang dikemukakan oleh Empu Prapanca dan tokoh negarawan Ruslan
Abdulgani.
Empu
Prapanca melukiskan sifat-sifat seorang pemimpin yang baik, besar dan berhasil
dalam karyanya Negarakertagama ialah
sebagai berikut:
·
Wijana:
Sikap bijaksana.
·
Mantri
Wira:
Pembela negara sejati.
·
Wicaksanang
Naya:
Kemampuan menganalisis dan mengambil keputusan.
·
Matanggwan:
Mendapat kepercayaan dari bawahan.
·
Satya
Bakti Haprabhu: Loyal pada atasan.
Di
dalam perkembangan teori sifat kepemimpinan, dalam prakteknya ada
kelemahan-kelemahan yang sulit untuk dipraktekkan.Di antara para pendukung
pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-sifat pemimpin yang
baik dan pas.Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis
bagaimana sifat-sifat itu kaitannya dengan keberhasilan seorang pemimpin.Tidak
selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul tersebut dengan
efektivitas kepemimpinan.Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur
bermacam-macam sifat.Situasi dan kondisi tertentu di mana pemimpin harus
menyesuaikan diri sehingga memerlukan sifat-sifat kepemimpinan tertentu.
B.
Kepemimpinan
Menurut Teori Perilaku
Pada tahun limapuluhan, diketahui bahwa
penyelidikan ciri-ciri kepemimpinan tidak berhasil, sehingga para ahli mulai
beralih pada penyelidikan tingkah laku kepemimpinan. Tingkah laku atau perilaku
yang dilakukan oleh seorang pemimpin lebih dekat hubungannya dengan proses
kepemimpinan.“Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan
seseorang atau kelompokdalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Ada dua macam dimensi kelakuan seorang pemimpin
yang umum menurut teori perilaku.Dimensi konsiderasi
dan Inisiasi.Perilaku perbuatan
seorang pemimpin pada dasarnya cenderung kearah dua hal, yaitu konsiderasi dan
inisiasi.
1.
Konsiderasi
Perilaku pemimpin cenderung
kearah kepentingan bawahan.
· Ramah
tamah
· Mendukung
dan membela bawahan
· Mau
berkonsultasi
· Mau
mendengarkan bawahan
· Mau
menerima usul bawahan
· Memikirkan
kesejahteraan bawahan
· Memperlakukan
bawahan setingkat dirinya
2.
Inisiasi
Perilaku pemimpin yang
cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi daripada memperhatikan bawahan.
· Memberikan
kritik pelaksanaan pekerjaan yang jelek
· Menekankan
pentingnya batas waktu pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan
· Selalu
memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan
· Meminta
bawahan agar selalu menuruti dan mengikuti standar yang telah ditetapkan
· Selalu
mengawasi apakah bawahan bekerja sepenuh kemampuan
Kedua macam kecendrungan perilaku
kepemimpinan tersebut pada hakikatnya tidak dapat terlepas pada masalah fungsi
dan gaya kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal
pokok: fungsi yang berkaitan dengan tugas (task
related) atau disebut pula fungsi pemecahan masalah (problem solving function) dan fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau disebut pula
fungsi sosial (social function).
Sedangkan gaya kepemimpinan pada mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan
dengan bawahan, ada yang berorientasi pada tugas a task oriented style) dan ada yang berorientasi pada karyawan (an employee – oriented style).
3. Model kepemimpinan kontinum
Teori ini merupakan
pemikiran Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt.Menurut teori kontinum ada
tujuh tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahan.
· Pemimpin
membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan
· Pemimpin
menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan
· Pemimpin
menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan
· Pemimpin
memberikan keputusan tentatifdan keputusan masih dapat di ubah
· Pemimpin
memberikan problem dan minta saran pemecahan kepada bawahan
· Pemimpin
menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan
· Pemimpin
mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan
Jadi,
berdasarkan teori kontinum, perilaku pemimpin pada dasarnya berorientasi kepada
pemimpin dan berorientasi kepada bawahan.
![](file:///C:\Users\SINGGI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Model
Kontinum Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt
4. Model Managerial Grid
Model ini merupakan
perkembangan dari model kepemimpinan kontinum oleh Robert R. Blake dan Jane S.
Mouton.Berdasarkan grafik kepemimpinan perilaku seorang pemimipin dapat diukur melalui
dua dimensi, yaitu perhatiannya terhadap hasil atau tugas dan perhatiannya
terhadap bawahan atau hubungan.Ada lima macam tipe kepemimpinan menurut teori
ini:
· Tipe
(1-1) Improvised Leadership: Pemimpin
menghindarkan segala bentuk tanggung jawab. Perhatian memimpin terhadap
hubungan bawahan (H) maupun terhadap pekerjaan (T) sangat kurang.
· Tipe
(5-5) Middle of the Road: Pemimpin
mempertahankan hubungan moral dengan bawahan pada tingkat yang memuaskan tetapi
tidak memiliki dasar yang baik untuk berinovasi dan tidak kreatif.
· Tipe
(1-9) Country Club Leadership: Pemimpin
lebih menekankan kepentingan bawahan, akibatnya hasil kurang diperhatikan.
· Tipe
(9-1) Task Leadership: Pemimpin
sangat mementingkan hasil, akibatnya bawahan dianggap tidak penting dan sewaktu-waktu
dapat diganti.
· Tipe
(9-9) Team Leadership: Pemimpin
sangat menaruh perhatian besar terhadap hasil maupun hubungan bawahan. Sikap
pemimpin tersebut akan mendorong timbulnya kebutuhan bawahan untuk berpikir dan
berproduksi. Tipe kepemimpinan seperti ini yang sangat memberikan keuntungan
besar bagi sebuah organisasi, sebab sangat dirasakan adanya peningkatan hasil,
bertambah baiknya hubungan antara kelompok, kemanfaatan kegiatan kelompok lebih
efektif, suasana persaingan tidak sehat antar bawahan sangat minim,
meningkatkan saling pengertian antar individu, dan meningkatnya usaha
kreativitas individu.
![](file:///C:\Users\SINGGI~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
Model Managerial
Grid
Robert R. Blake & Jane S. Mouton
0 komentar:
Posting Komentar