Selasa, 24 Juni 2014

Kepemimpinan-Teori SIfat & Perilaku




KEPEMIMPINAN MENURUT TEORI SIFAT DAN PERILAKU
Resume Buku “Motivasi dan Kepemimpinan”
Karya Wahjosumidjo

Oleh:
Agus, Desti, Singgih


A.    Kepemimpinan Menurut Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan serang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.Sifat tersebut dapat berupa sifat fisik dan dapat pula sifat psikologis.Banyak anggapan bahwa seorang pemimpin yang berhasil sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi yang berkualitas dengan berbagai macam sifat-sifat, perangai atau ciri-cirikhas di dalamnya.Menanggapi hal itu, para ahli kemudian meneliti dan memerinci lebih jauh bagaimana seorang pemimpin dapat melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik.Pendapat ahli berbeda-beda,diantaranya sebagai berikut yang seperti dalam teori sifat kepemimpinan atau traits theory of leadership sebagai berikut:
1.   Ordway Tead
Menyebutkan ada 10 sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin:
·         Energi jasmani dan rohani (physical & nervous system)
·         Kepastian akan maksud dan arah tujuan (a sense of purpose & direction)
·         Antusias(anthusiasm)
·         Ramah tamah, persahabatan dan ketulusan hati (friendlieness & effectiveness)
·         Integritas (integrity)
·         Kecakapan teknis (technical mastery)
·         Mudah mengambil keputusan (decisioness)
·         Cerdas (Intelligence)
·         Kecakapan mengajar (teaching skill)
·         Kesetiaan (faith)
2.   John D. Milet
Ada 4 sifat yang harus dimilki oleh seorang pemimpin:
·         Kemampuan melihat organisasi sebagai satu keseluruhan.
·         Kemampuan mengambil keputusan-keputusan.
·         Kemampuan melimpahkan atau mendelegasikan wewenang.
·         Kemampuan menanamkan kesetiaan.
3.   Keith Davis
Di dalam bukunya Human behavior at work: Human relations & Organizational Behavior disebutkan ada 4 macam kelebihan sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, diantaranya;
·         Inteligensia (intelligence).
·         Kematangan dan keluasan pandangan sosial (social maturity and breadth).
·         Mempunyai motivasi dan keinginan berprestasi yang datang dari dalam diri sendiri (inner motivation and achievement desires).
·         Mempunyai kemampuan mengadakan hubungan antarmanusia (human relations attitude).
4.   Chester I. Barnard
Ada 2 sifat utama yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin:
·         Sifat-sifat pribadi yang meliputi fisik, kecakapan (skill), teknologi, daya tanggap, pengetahuan, daya ingat, dan imajinasi.
·         Sifat-sifat pribadi yang lebih subjektif meliputi: keyakinan, ketekunan, daya tahan, dan keberanian.
5.   Ralph Stogdill
Ada 5 kelompok sifat-sifat kepribadian seorang pemimpinPeriode I (1904-1947)
·         Capacity: Kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara, keaslian, dan kemampuan menilai.
·         Achievement: Gelar kesarjanaan, pengetahuan, keberhasilan dalam olahraga.
·         Responsibility: Mandiri, inisiatif, ketekunan, agresif, percaya diri, keinginan untuk tetap unggul.
·         Participation: Aktif, kemampuan bergaul, kerjasama, mudah menyesuaikan diri, humor.
·         Status: Kedudukan sosial ekonomi dan ketenaran.
Ada 6 kelompok sifat-sifat kepribadian seorang pemimpin Periode II (1948-1970)
·         Physical Characteristics: Usia, penampilan, kerapihan, tinggi badan, berat badan.
·         Social Background: Pendidikan, status sosial, mobilitas.
·         Inteligence & Ability: Kecerdasan, kecakapan, pengetahuan, kemampuan menilai dan pengambilan keputusan.
·         Personality: Penyesuaian diri, agresif, antusias, pengendalian emosi, mandiri, dan lain-lain.
·         Task related characteristics: kepelaporan, inisiatif, tangguh, dan bertanggung jawab.
·         Social Characteristics: Kerjasama, daya tarik, kemampuan membangun relasi, dan lain-lain.
6.   Empu Prapanca dan Ruslan Abdulgani
Di Indonesia, ada beberapa sumber ajaran kepemimpinan pada masa lampau yang diwariskan melalui berbagai hasil karya tulisnya seperti Negarakertagama, Astabrata, Bustanussalatin, Tajussalatin. Tokoh-tokoh terkemuka lainnya seperti Sri Mangkunegara IV dan Ki Hajar Dewantoro dengan semboyannya “ing ngarso sung tulodo”,“ing madya mangun karso”,dan “tut wuri handayani”, sesungguhnya merupakan sumber ajaran kepemimpinan yang sangat tinggi dan mulia.
Prinsip-prinsip mendasar dari berbagai ajaran kepemimpinan para pendahulu harus lebih awal ditanamkan sehingga akan tumbuh menjadi darah daging dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa, bernegara dan bertanah air. Berkaitan dengan ajaran teori sifat yang dikemukakan oleh Stogdill dan tokoh-tokoh yang lain, sekedar perbandingan perlu diketengahkan pula ajaran dan pendapat tentang kepemimpinan yang dikemukakan oleh Empu Prapanca dan tokoh negarawan Ruslan Abdulgani.
Empu Prapanca melukiskan sifat-sifat seorang pemimpin yang baik, besar dan berhasil dalam karyanya Negarakertagama ialah sebagai berikut:
·         Wijana: Sikap bijaksana.
·         Mantri Wira: Pembela negara sejati.
·         Wicaksanang Naya: Kemampuan menganalisis dan mengambil keputusan.
·         Matanggwan: Mendapat kepercayaan dari bawahan.
·         Satya Bakti Haprabhu: Loyal pada atasan.

Di dalam perkembangan teori sifat kepemimpinan, dalam prakteknya ada kelemahan-kelemahan yang sulit untuk dipraktekkan.Di antara para pendukung pendukungnya sendiri tidak ada kesepakatan mengenai sifat-sifat pemimpin yang baik dan pas.Teori sifat terlalu bersifat deskriptif, tidak memberikan analisis bagaimana sifat-sifat itu kaitannya dengan keberhasilan seorang pemimpin.Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat yang dianggap unggul tersebut dengan efektivitas kepemimpinan.Terlalu sulit untuk menentukan dan mengukur bermacam-macam sifat.Situasi dan kondisi tertentu di mana pemimpin harus menyesuaikan diri sehingga memerlukan sifat-sifat kepemimpinan tertentu.

B.     Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku
Pada tahun limapuluhan, diketahui bahwa penyelidikan ciri-ciri kepemimpinan tidak berhasil, sehingga para ahli mulai beralih pada penyelidikan tingkah laku kepemimpinan. Tingkah laku atau perilaku yang dilakukan oleh seorang pemimpin lebih dekat hubungannya dengan proses kepemimpinan.“Kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompokdalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
Ada dua macam dimensi kelakuan seorang pemimpin yang umum menurut teori perilaku.Dimensi konsiderasi dan Inisiasi.Perilaku perbuatan seorang pemimpin pada dasarnya cenderung kearah dua hal, yaitu konsiderasi dan inisiasi.
1.   Konsiderasi
Perilaku pemimpin cenderung kearah kepentingan bawahan.
·   Ramah tamah
·   Mendukung dan membela bawahan
·   Mau berkonsultasi
·   Mau mendengarkan bawahan
·   Mau menerima usul bawahan
·   Memikirkan kesejahteraan bawahan
·   Memperlakukan bawahan setingkat dirinya
2.   Inisiasi
Perilaku pemimpin yang cenderung lebih mementingkan tujuan organisasi daripada memperhatikan bawahan.
·   Memberikan kritik pelaksanaan pekerjaan yang jelek
·   Menekankan pentingnya batas waktu pelaksanaan tugas-tugas kepada bawahan
·   Selalu memberi tahu apa-apa yang dikerjakan bawahan
·   Meminta bawahan agar selalu menuruti dan mengikuti standar yang telah ditetapkan
·   Selalu mengawasi apakah bawahan bekerja sepenuh kemampuan
Kedua macam kecendrungan perilaku kepemimpinan tersebut pada hakikatnya tidak dapat terlepas pada masalah fungsi dan gaya kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua hal pokok: fungsi yang berkaitan dengan tugas (task related) atau disebut pula fungsi pemecahan masalah (problem solving function) dan fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau disebut pula fungsi sosial (social function). Sedangkan gaya kepemimpinan pada mengandung arti bagaimana pemimpin itu berhubungan dengan bawahan, ada yang berorientasi pada tugas a task oriented style) dan ada yang berorientasi pada karyawan (an employee – oriented style).
3.   Model kepemimpinan kontinum
Teori ini merupakan pemikiran Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt.Menurut teori kontinum ada tujuh tingkatan hubungan pemimpin dengan bawahan.
·   Pemimpin membuat dan mengumumkan keputusan terhadap bawahan
·   Pemimpin menjual dan menawarkan keputusan terhadap bawahan
·   Pemimpin menyampaikan ide dan mengundang pertanyaan
·   Pemimpin memberikan keputusan tentatifdan keputusan masih dapat di ubah
·   Pemimpin memberikan problem dan minta saran pemecahan kepada bawahan
·   Pemimpin menentukan batasan-batasan dan minta kelompok untuk membuat keputusan
·   Pemimpin mengizinkan bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan
Jadi, berdasarkan teori kontinum, perilaku pemimpin pada dasarnya berorientasi kepada pemimpin dan berorientasi kepada bawahan.
Model Kontinum Robert Tannenbaum dan Warren H. Schmidt

4.   Model Managerial Grid
Model ini merupakan perkembangan dari model kepemimpinan kontinum oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton.Berdasarkan grafik kepemimpinan perilaku seorang pemimipin dapat diukur melalui dua dimensi, yaitu perhatiannya terhadap hasil atau tugas dan perhatiannya terhadap bawahan atau hubungan.Ada lima macam tipe kepemimpinan menurut teori ini:
·   Tipe (1-1) Improvised Leadership: Pemimpin menghindarkan segala bentuk tanggung jawab. Perhatian memimpin terhadap hubungan bawahan (H) maupun terhadap pekerjaan (T) sangat kurang.
·   Tipe (5-5) Middle of the Road: Pemimpin mempertahankan hubungan moral dengan bawahan pada tingkat yang memuaskan tetapi tidak memiliki dasar yang baik untuk berinovasi dan tidak kreatif.
·   Tipe (1-9) Country Club Leadership: Pemimpin lebih menekankan kepentingan bawahan, akibatnya hasil kurang diperhatikan.
·   Tipe (9-1) Task Leadership: Pemimpin sangat mementingkan hasil, akibatnya bawahan dianggap tidak penting dan sewaktu-waktu dapat diganti.
·   Tipe (9-9) Team Leadership: Pemimpin sangat menaruh perhatian besar terhadap hasil maupun hubungan bawahan. Sikap pemimpin tersebut akan mendorong timbulnya kebutuhan bawahan untuk berpikir dan berproduksi. Tipe kepemimpinan seperti ini yang sangat memberikan keuntungan besar bagi sebuah organisasi, sebab sangat dirasakan adanya peningkatan hasil, bertambah baiknya hubungan antara kelompok, kemanfaatan kegiatan kelompok lebih efektif, suasana persaingan tidak sehat antar bawahan sangat minim, meningkatkan saling pengertian antar individu, dan meningkatnya usaha kreativitas individu.
Model Managerial Grid
Robert R. Blake & Jane S. Mouton

0 komentar:

Posting Komentar